
1. Pengenalan logika orde pertama
First
order logic adalah sebuah bahasa formal yang digunakan di ilmu matematika,
philosophy, bahasa dan ilmu computer. Disebut juga kalkulus predikat, merupakan
logika yang digunakan untuk merepresentasikan masalah yang tidak dapat direpresentasikan
dengan menggunakan proposisi. Logika predikat dapat memberikan representasi
fakat-fakta sebagai suatu pernyataan yang mapan (well form). Kalkulus predikat
bisa menganalisakan kalimat-kalimat ke dalam subjek dan argumen dalam berbagai
cara yang berbeda-beda, yang pada akhirnya kalkulus predikat bisa digunakan
untuk memecahkan problem of multiple generality (masalah dalam
berbagai keadaan umum) yang telah membingungkan sebagian besar ahli-ahli logika
abad pertengahan. Dengan menggunakan logika predikat ini, untuk pertama
kalinya, para ahli-ahli logika bisa memberikan quantifier yang cukup
umum untuk merepresentasikan semua argumen yang terdapat padanatural language.
.
2. Sintak dan semantik logika orde
pertama
1. Simbol
dan interpretasi
Interpretasi atau penafsiran adalah
proses komunikasi melalui lisan atau
gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan
(dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi
berurutan). Menurut definisi, interpretasi hanya digunakan sebagai suatu
metode jika dibutuhkan. Jika suatu objek (karya seni, ujaran, dll) cukup jelas
maknanya, objek tersebut tidak akan mengundang suatu interpretasi. Istilah
interpretasi sendiri dapat merujuk pada proses penafsiran yang sedang
berlangsung atau hasilnya. Suatu interpretasi dapat merupakan bagian dari suatu
presentasi atau penggambaran informasi yang diubah untuk menyesuaikan dengan
suatu kumpulan simbol spesifik. Informasi itu dapat berupa lisan, tulisan,
gambar, matematika, atau
berbagai bentuk bahasa lainnya. Makna yang
kompleks dapat timbul sewaktu penafsir baik secara sadar ataupun tidak
melakukan rujukan silang terhadap suatu objek dengan menempatkannya pada
kerangka pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas.
2. Tujuan dan Penjelasan Interpretasi
Tujuan interpretasi biasanya adalah
untuk meningkatkan pengertian, tapi kadang, seperti pada propaganda atau cuci otak, tujuannya justru untuk mengacaukan
pengertian dan membuat kebingungan.
3. istilah, kalimat atomic
Proposisi atomik ~> proposisi yang
hanya terdiri atas satu peryataan dan mengacu kepada nama diri atau juka
menggunakan kata ganti, maka akan menggunakan penunjuk ini atau itu.
Contoh :
- Agus
Sudrajat adalah mahasiswa Fisip UNSIL.
- Orang
ini adalah pencopet
4. kalimat kompleks
Kalimat
kompleks adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu struktur dan satu verba
utama karena di dalam kalimat ini terkandung lebih dari satu aksi (Predikat),
peristiwa, atau keadaan.
Macam-macam
kalimat kompleks:
- Kalimat
Komplek Paratatik
-
Kalimat Kompleks Hipotaktik
5. quantifier
Quantifier adalah
kata atau kelompok kata yang digunakan untuk menyatakan jumlah (how
many atau how much).
Bentuk quantifier mungkin simple,
hanya terdiri dari satu kata (contoh: few, little, many), atau complex,
berupa frasa (contoh: a lot of, none of, a couple of).
Quantifier umumnya digunakan
sebagai determiner yang berfungsi
membatasi noun. Posisinya di depannoun membentuk noun phrase.
Namun, quantifier dapat pula berdiri sendiri sebagai pronoun, tepatnya indefinite pronoun.
3. Penggunaan logika orde pertama
* assertion
dan query
Assertion
adalah Domain constraint dan Referential integrity constraint. Assertion
digunakan untuk mengekspresikan suatu kondisi basis data sesuai dengan yang
kita inginkan. Seperti halnya prosedur, assertion diberikan nama tertentu
sehingga bisa dibatalkan apabila ada kondisi tertentu yang menuntut perubahan
struktur basis data. Pada beberapa basis data penggunaan kunci primer dan kunci
tamu sudah cukup untuk menjaga integritas data. Tetapi pada beberapa kasus
basis data diperlukan suatu constraint ataupun aturan yang lebih baik.
Query adalah semacam kemampuan untuk
menampilkan suatu data dari database dimana mengambil dari table-tabel yang ada
di database, namun tabel tersebut tidak semua ditampilkan sesuai dengan yang
kita inginkan. data apa yang ingin kita tampilkan.misal : data peminjam dengan
buku yang dipinjam, maka nanti akan mengambil data daritable peminjam dan tabel
buku.
4. Rekayasa pengetahuan pada
logika orde pertama
Dalam
akuisisi pengetahuan, perekayasa (engineer) bertindak sebagai jembatan antara
pakar (expert) dengan basis pengetahuan. Perekayasa mendapatkan pengetahuan
dari pakar, dan bersamanya menaruhnya pengetahuan tersebut dalam basis
pengetahuan.
Ada beberapa cara untuk melakukan
akuisisi pengetahuan. Yang pertama adalah dengan cara manual, di mana dalam
cara ini perekayasa mendapatkan pengetahuan dari sumber, dan lalu
mengkodekannya ke dalam basis pengetahuan. Cara ini merupakan cara yang mahal
dan tidak efisien, serta juga kadangkala tidak akurat.
Cara yang kedua adalah cara
semi-otomatik. Di sini terdapat peran komputer untuk mendukung pakar, di mana
pakar diizinkan untuk membangun basis pengetahuan tanpa (atau dengan sedikit)
bantuan dari perekayasa. Komputer di sini juga berperan untuk membantu
perekayasa dalam kerjanya membangun basis pengetahuan.
Sementara yang ketiga adalah cara
otomatik. Di sini peran pakar, perekayasa, maupun pembangun basis pengetahuan
atau sistem (system builder) digabung. Contohnya adalah metode induksi.
Kesulitan
dalam proses akuisisi pengetahuan adalah kesulitan pakar untuk
mengkomunikasikan pengetahuan-pengetahuan dasarnya. Ini berkaitan dengan sifat
pengetahuan itu sendiri (yang seperti telah dijelaskan di atas, adalah
eksplisit sekaligus terbatinkan). Seperti yang dikatakan oleh Waterman (1981):
“… suatu pengetahuan dasar diasumsikan dan dikombinasikan begitu cepatnya
sehingga sulitlah baginya (pakar) untuk mengambarkan prosesnya”[6]. Beberapa
teknik canggih telah dikembangkan untuk memfasilitasikan proses untuk
mendapatkan dasar pengetahuan, seperti AQUINAS, Boose dan Bradsaw 1987; dan
NEXTRA dari Neuron Data, Rappaport dan Gaines 1988.
5. Logika proposisi vs. Inferensi
Logika Orde Pertama
Mengubah
Inferensi Order Pertama Menjadi Proporsi
(First Order Predicate Logic)
• Representasi 4 kategori silogisme
menggunakan logika predikat
Kaidah Universal Instatiation
merupakan state
dasar, dimana suatu individual dapat
digantikan
(disubsitusi) ke dalam sifat
universal.
• Contoh :
Misal, φ merupakan fungsi proposisi :
(∀ x) φ(x)
∴ φ(a)
merupakan bentuk yang valid, dimana a
menunjukkan
spesifik individual, sedangkan x
adalah suatu variabel
yang berada dalam jangkauan semua
individu (universal)
• Contoh lain : (∀ x)
H(x)
∴ H(Socrates)
• Berikut ini adalah contoh pembuktian
formal silogisme
All men are mortal
Socrates is a man
Therefore, Socrates is mortal
Misal : H = man, M = mortal, s = Socrates
1. (∀ x) (H
(x) -> M(x))
2. H(s)
/ ∴ M(s)
3. H(s) -> M(s)
1 Universal Instatiation
4. M(s)
2,3 Modus Ponens
6. Unifikasi dan Lifting
Unifikasi
Unifikasi adalah usaha untuk mencoba
membuat dua ekspresi menjadi identik (mempersatukan keduanya) dengan mencari
substitusi-substitusi tertentu untuk mengikuti peubah-peubah dalam ekspresi
mereka tersebut. Unifikasi merupakan suatu prosedur sistematik untuk memperoleh
peubah-peubah instan dalam wffs. Ketika nilai kebenaran predikat adalah
sebuah fungsi dari nilai-nilai yang diasumsikan dengan argumen mereka,
keinstanan terkontrol dari nilai-nilai selanjutnya yang menyediakan cara
memvalidasi nilai-nilai kebenaran pernyataan yang berisi predikat. Unifikasi
merupakan dasar atas kebanyakan strategi inferensi dalam Kecerdasan Buatan.
Sedangkan dasar dari unifikasi adalah substitusi.
Suatu substitusi (substitution)
adalah suatu himpunan penetapan istilah-istilah kepada peubah, tanpa ada peubah
yang ditetapkan lebih dari satu istilah. Sebagai pengetahuan jantung dari
eksekusi Prolog, adalah mekanisme unifikasi.
Aturan-aturan unifikasi :
1. Dua
atom (konstanta atau peubah) adalah identik.
2. Dua
daftar identik, atau ekspresi dikonversi ke dalam satu buah daftar.
3. Sebuah
konstanta dan satu peubah terikat dipersatukan, sehingga peubah menjadi terikat
kepada konstanta.
4. Sebuah
peubah tak terikat diperssatukan dengan sebuah peubah terikat.
5. Sebuah
peubah terikat dipersatukan dengan sebuah konstanta jika pengikatan pada peubah
terikat dengan konstanta tidak ada konflik.
6. Dua
peubah tidak terikat disatukan. Jika peubah yang satu lainnya menjadi terikat
dalam upa- urutan langkah unifikasi, yang lainnya juga menjadi terikat ke atom
yang sama (peubah atau konstanta).
7. Dua
peubah terikat disatukan jika keduanya terikat (mungkin melalui pengikatan
tengah) ke atom yang sama (peubah atau konstanta).
7. Forward dan Backward Chaining
Metode forward
chaining dan backward chaining merupakan dua teknik penalaran yang biasa
digunakan dalam sistem pakar. Metode backward chaining adalah pelacakan
kebelakang yang memulai penalarannya dari kesimpulan (goal), dengan
mencari sekumpulan hipotesa-hipotesa yang mendukung menuju fakta-fakta yang
mendukung sekumpulan hipotesa-hipotesa tersebut. Sedangkan metode forward
chaining adalah pelacakan ke depan yang memulai dari sekumpulan
fakta-fakta dengan mencari kaidah yang cocok dengan dugaan/hipotesa yang ada
menuju kesimpulan.
8. Resolusi
Pendekatan
resolusi menghasilkan klausa-klausa baru dari sebuah himpunan inisial.
Implementasi resolusi mempunyai tujuan untuk mengembangkan suatu prosedur
sistematis pada sebuah basis data, dimana wffs-nya tidak memuaaskan,
dengan kata lain tidak ada interpretasi wffyang masuk akal. Untuk itu, hal
pertama yang perlu dilakukan adalah mengonversi pernyataan dalam basis data
logika dan hipotesis ke dalam bentuk klausa (clause) yang melibatkan disjungsi
literal.
Resolusi diproses dengan menambahkan
basis data dengan negasi hipotesis yang diinginkan. Kemudian klausa
diselesaikan dalam basis data tambahan sampai kontradiksinya ditemukan. Jika
tidak ditemukan, kita simpulkan bahwa keadaannya konsisten, dan berarti
hipotesisnya, pada kenyataannya salah (false).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar